Lompat ke isi utama

Berita

Mengenal Lebih Dekat C. Willem, Penerjun Pertama Asal Kuala Kapuas

C.Willem

Foto C.Willem Penerjun pertama asal Kuala Kapuas saat muda.

Kuala Kapuas, Badan Pengawas Pemilihan Umum - SEKILAS TENTANG LETNAN MUDA UDARA II CORNELIUS WILLEM

Pendahuluan

Pada tanggal 25 Juli 1947 Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Mohamad Noor

mengirimkan surat kepada KSAU Komodor Udara S. Suryadarma, yang berisi “untuk

usaha-usaha merebut Kalimantan menjadi wilayah Republik Indonesia, maka

disamping usaha-usaha lain yang kini dijalankan, dipandang perlu memulai pasukan

payung untuk mengirimkan pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan ke

Kalimantan” permintaan tersebut untuk membantu perjuangan rakyat Kalimantan

dengan menerjunkan Tentara Payung yang terdiri dari Putra-Putra Daerah yang pada

saat itu jalur udara merupakan satu-satu nya jalur yang masih bisa ditembus karena

jalur laut telah di blokade oleh Belanda.

 

Operasi Penerjunan Pertama Republik Indonesia di Kotawaringin

Untuk mempersiapkan pasukan yang akan didrop di Kalimantan ini, dibentuk

staf khusus yang tugasnya menyusun pasukan payung yang secara taktis berada

dibawah komando KSAU. Mayor Tjilik Riwut putra daerah Kabupaten Kotawaringin

diangkat sebagai Perwira operasi dan ditempatkan dalam staf sekretaris bagian siasat

perang KSAU, disamping tugasnya selaku perwira di MBT.

Setelah rencana selesai disusun, maka mulai dididik dan dilatih para pemuda

daerah. Mereka digembleng disuatu tempat khusus dan di asramakan di Desa

Padasan disebelah Tenggara Pangkalan Udara Maguwo, Jumlah pemuda yang dilatih

untuk persiapan penerjunan ini mulanya terkumpul 60 orang pemuda asal Kalimantan,

12 orang pemuda dari Sulawesi dan beberapa orang dari Jawa dan Madura.2

Mereka diasuh dan dididik oleh para pelatih Angkatan Udara RI (AURI)

dibawah pimpinan Opsir Udara I Sudjono dan dibantu oleh Opsir Muda Udara II Amir

Hamzah, Opsir Muda Udara III Soeroyo, Sersan Mayor Udara Legino, Sersan Udara

Sangkala, Sersan Udara Mispar dan Kopral Muda Udara Matyasir.

Sebenarnya latihan khusus yang mereka peroleh sangat terbatas sekali yaitu

hanya mendapat latihan ground training, sedangkan latihan tejun dari pesawat udara

belum pernah dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh suasana yang serba darurat,

yang tidak memungkinkan untuk memberikan kesempatan memperoleh suatu

keahlian yang bersifat khusus. Setelah satu minggu mendapat latihan teori terjun

dan teori melipat payung, lalu diadakan seleksi yang cukup ketat dan dari sekian

calon hanya terpilih 12 orang pemuda yang semuanya berasal dari Kalimantan.

Disamping kedua belas orang tersebut ikut serta dua orang anggota AURI yang

mempunyai tugas khusus dibidang PHB.

Operasi penerjunan yang bersifat sangat rahasia ini tidak sekedar menerjunkan

pasukan payung saja tetapi juga mempunyai tujuan pokok antara lain, menyusun dan

membentuk gerilyawan berasal dari Suku Dayak dan mendirikan pemancar induk.

Pemancar ini diharapkan dapat berhubungan langsung dengan pemancar induk di

Jawa, Sumatera dan pemancar-pemancar kecil di Kalimantan itu sendiri. Oleh sebab

itu selain pasukan, diterjunkan juga seperangkat alat komunikasi lengkap dengan

motor dan bahan bakar yang diperkirakan dapat dipakai selama satu bulan.

Ketigabelas anggota pasukan yang diterjunkan dan selamat sampai ke darat yaitu :

Kapten Udara I Harry Hadisumantri berasal dari Semarang.

Letnan Muda Udara l Iskandar berasal dari Sampit.

Letnan Muda Udara I J. Bitak berasal dari Kepala Baru.

 

Letnan Muda Udara II C. Willems berasal dari Kuala Kapuas.

Letnan Muda Udara II M. Dachlan berasal dari Sampit.

Letnan Muda Udara II M. Aminuddin berasal dari Kahayan Hulu

Sersan Mayor Udara Bachrie berasal dari Berabai.

Sersan Mayor Udara Morawi berasal dari Rantau Pulut.

Sersan Udara I Achmad Kosasih berasal dari Mangka Hulu.

Sersan Udara I Ali Akbar berasal dari Balikpapan.

Sersan Udara J.R. Darius berasal dari Kasongan.

Sersan Udara Emanuel Nohan berasal dari Kahayan Hulu.

Sersan Udara F.M. Soejoto berasal dari Ponorogo.

 

Crew Dakota RI-002 :

1. Pilot : Robert “Bob” Earl Freeberg

2. Copilot : Opsir Udara III M. Suhodo

3. Jumping master : Opsir Muda Udara II Amir Hamzah

4. Penunjuk DZ : Mayor Udara Tjilik Riwut

Dengan menggunakan pesawat Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Robert

"Bob" Earl Freeberg pendaratan penerjunan yang semula ditentukan di Kawasan bukit

Sepan Biha, namun para penerjun mendarat di Desa Sambi, Kotawaringin jauh

sebelum bukit Sepan Biha. Setelah melakukan konsolidasi di sebuah gubuk milik

warga setempat, salah satu penerjun yaitu Morawi diutus untuk melaksanakan

peninjauan ke depan, namun Morawi tidak pernah Kembali lagi ke pasukan.

Dengan tersisa 12 orang, para penerjun melanjutkan perjalanan ke bukit Sepan

Biha daerah Muara Manjul dengan cara gerilya. Pada tanggal 22 Nopember 1947

para penerjun tiba di Desa Mojang dan diberi pinjaman gubuk oleh Kepala Desa

Mojang untuk beristirahat. Namun hal tersebut hanyalah sebuah jebakan tepat

keesokan harinya tanggal 23 November 1947 di pagi hari para penerjun yang sedang

istirahat dibangunkan oleh rentetan peluru dari pasukan Belanda. Tiga orang yang

gugur dalam sergapan yaitu Kapten Udara Harry Hadisumantri, Letnan Muda Udara

I Iskandar dan Sersan Udara l Achmad Kosasih sementara 9 orang penerjun yang

berhasil menyelamatkan diri, satu per satu berhasil ditangkap oleh Belanda dan4

dipenjara di Nusakambangan. Operasi penerjunan pasukan payung yang

dilaksanakan tanggal 17 Oktober 1947 sekaligus merupakan suatu operasi lintas

udara pertama dan diabadikan sebagai Hari Jadi Kopasgat.

 

Biografi

1. Nama : Cornelius Willem

2. Tempat/Tgl. Lahir : Kuala Kapuas, 5 Nopember 1926

3. Agama : Protestan

4. Nama Istri : Muriyati

5. Nama Anak : Dra. Apriyani, M.Si

 

Pendidikan Umum dan Kursus :

a. Sekolah Rakyat 1933-1940

b. HDS (Hoogere Dames School) 1941-1943

c. Sekolah Pertukangan 1944-1945

d. PPB (Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan) 1945

e. Kursus Mengetik 1945

f. Kursus Bahasa Inggris 1952

g. Kursus Administrasi 1952-1953

 

Pendidikan Militer :

a. Latihan Pasukan Payung 1947

b. Sekolah Parasutis 1950

c. SAM Aplikasi 1953

 

Kemampuan Bahasa :

a. Bahasa Indonesia

b. Bahasa Belanda

c. Bahasa Inggris5

 

Riwayat Penempatan dan Kepangkatan :

a. Pasukan Payung MN-1001 L.M.U II 1947-1949

b. Pasukan Payung P.U Maguwo S.U 1949-1950

c. Pasukan Payung P.U Andir S.U 1950

d. Pasukan Payung P.U Andir S.M.U 1950-1952

e. Sekolah Para P.U Husein S. S.M.U 1952-1953

f. Sekolah Para P.U Husein S. L.M.U II 1953-1954

g. Kesdik AU 003 P.U Margahayu L.M.U II 1954-Pensiun

10. Setelah melaksanakan Operasi Penerjunan Pertama Republik Indonesia pada

tanggal 17 Oktober 1947, kemudian ditangkap oleh tentara Belanda pada tanggal 27

Nopember 1947 dan ditahan di Nusakambangan hingga tanggal 5 Desember 1949.

Setelah bebas dari tahanan Belanda di Nusakambangan, LMU II Cornelius Willem

Kembali ke AURI Yogyakarta.

11. Wafat pada tanggal 14 Desember 1989 karena Sakit kemudian dimakamkan di

Pemakaman Protestan Desa Barimba, Kec. Kapuas Hilir, Kab. Kuala Kapuas –

Kalimantan Tengah.

Penulis dan Foto: Komando Operasi Udara I Pangkalan TNI AU Iskandar

Editor: Humas Bawaslu Kapuas